REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan) menyodorkan benih padi Varietas Amfibi agar digunakan di musim kering 2015. Benih tersebut merupakan produk hasil penelitian Balitbangtan yang memiliki karakteristik berdaya hasil tinggi dan toleran kekeringan.
"Varietas Amfibi memiliki umur yang sangat genjah agar terhindar dari kondisi ancaman kekeringan," kata Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir pada Kamis (9/7). Selain itu, varietas unggul padi yang benar-benar tahan atau adaptif terhadap kondisi kekeringan. Sesuai namanya, Amfibi, ia juga dapat bertahan dalam dua kondisi yang berbeda yakni kondisi kekeringan dan kebasahan atau tergenang.
Adapun 12 Varietas Amfibi yang telah diluncurkan Balitbangtan di antaranya Limboto, Batutegi, Towuti, Situ Patenggang, Situ Bagendit, Inpari 10 Laeya dan Inpago 4-9. Umur kedua belas benih berkisar antara 109 hingga 125 hari dengan potensi menghasilkan beras tingkat pulen hingga sangat pulen.
Penyediaan kebutuhan benih varietas unggul untuk antisipasi dampak kekeringan telah dilakukan Balitbangtan secara rutin sejak beberapa tahun lalu. Untuk 2015, stok benih sumber Varietas Amfibi sebanyak 16,3 juta ton dan dapat mengcover lahan seluas 593.221 hektare.
Berdasarkan data Direktorat Perbenihan-Ditjen Tanaman Pangan, sejumlah varietas unggul amfibi telah diadopsi petani sejak 2009-2014. Di antaranya Situ Bagendit di atas 2.766.504 lahan pertanian se-Indonesia; Inpari 10 seluas 229.238 hektare; Towuti seluas 137.081 hektare; Inpago 4 seluas 112.084 hektare, Situ Patenggang seluas 39.753 hektare; Batutegi seluas 24.921 hektare dan Inpago 7, 6, 5 dan 8 di atas lahan pertanian seluas 32.334 hektare serta Limbito seluas 1.204 hektare.