REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri logam merupakan salah satu industri dasar yang menunjang produksi barang modal yang menopang industri lainnya. Dengan logam sebagai bahan baku utama, industri ini diakui memiliki peran terhadap pengembangan industri nasional.
“Mencapai hingga 85 persen, komponen utama dari peralatan atau mesin yang digunakan dalam kegiatan industri terus disuplai oleh industri logam. Maka industri ini harus dilindungi dari gempuran impor,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin pada sambutan pembukaan Pameran Produk Industri Material Dasar Logam.
Saleh Husin juga menegaskan, pemerintah terus menekan penggunaan jumlah produk impor dan mendorong tumbuhnya industri dalam negeri khususnya industri material dasar logam.
Strateginya, dengan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). “Melalui program P3DN, pemerintah memberikan dukungan agar mampu menjadi pemicu untuk meningkatkan penggunaan produk logam dalam negeri, terutama terhadap proyek-proyek yang dibiayai oleh APBN,” katanya.
Salah satu bentuknya adalah dengan mewajibkan instansi pemerintah untuk memaksimalkan penggunaan hasil produksi dalam negeri pada kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.
Pameran bertema “Promosi Kemampuan Industri Material Dasar Logam Hilir” digelar di Plaza Pameran Kemenperin, Jalan Gatot Subroto Jakarta. Sebanyak 32 perusahaan logam hilir berpartisipasi, beserta Balai Besar Logam & Mesin (BBLM) dari Kementerian Perindustrian dan Balai Pengembangan Teknologi IKM Logam dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Ajang itu didukung oleh para anggota asosiasi Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA), Asosiasi Produsen Aluminium Ekstrusi Indonesia (APRALEX),Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL), Asosiasi Produsen Kompor Gas Indonesia (APKOGI), dan Asosiasi Industri Tabung Baja (ASITAB).