REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budikarya Sumadhi tidak akan menghalangi niat Kementrian Perhubungan (Kemnhub) untuk mengambil alih pengelolaan enam bandara yang terus merugi.
"Kalau memang mau diambil silakan," ungkap Budikarya Sumadhi, Rabu (18/6) di Tangerang.
Budi menjelaskan, sejauh ini ada enam bandara yang terus mengalami kerugian. Katanya, kerugian tersebut disebabkan oleh besarnya biaya operasional yang harus di tanggung Angkasa Pura II.
"Pemasukan dan daya dukung penumpang belum sebesar biaya yang dipikul," terang Budi.
Meski demikian Budi menilai wajar kerugian yang terus dalami keenam bandara tersebut. Pasalnya, ungkap Budi, keenam bandara itu baru beroperasi kurang dari lima tahun.
"Seperti juga bisnis, biasanya kita investasi pertama itu pasti rugi. Tapi itu tidak masalah," jelas Budi.
Budi mengatakan biasanya bandara baru mulai menunjukkan kenaikan pendapatan jika sudah beruperasi minimalnya lima tahun. Dalam kurun waktu tersebut, kata Budi, bandara biasanya sudah bisa meng-'cover' biaya operasional yang dipikul.
Keenam bandara yang terus merugi antara lain Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh), Minangkabau (Padang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), dan Silangit (Tapanuhi Utara).
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan berniat mengambil alih bandara yang dikelola Ankasa Pura I dan Angkasa Pura II lantaran terus merugi. Katanya, hal tersebut dilakukan menghindari kerugian yang mungkin muncul pada BUMN.