Rabu 17 Jun 2015 17:27 WIB

Harga Daging Ayam Melonjak Disebut Akibat Aksi Borong

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Harga ayam.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Harga ayam.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Harga daging ayam sejak beberapa hari sebelum Puasa, cenderung mengalami lonjakan. Ketua Dewan Ekonomi Perunggasan Jawa Tengah Heru Nugroho Gembong, mengatakan kenaikan harga ini sebenarnya bukan disebabkan oleh menipisnya stok ayam pedaging di tingkat peternak.

Namun banyak kalangan industri besar memborong hasil panen peternak, sehingga ayam yang masuk ke pasaran umum makin berkurang.

''Industri pabrikan besar tersebut membeli hasil panen peternak dalam jumlah besar. Ada yang untuk produksi daging beku maupun untuk membuat produk turunannya, seperti nuget ayam. Oleh pabrikan besar tersebut, daging ayam yang sudah mereka bekukan kemungkinan akan dijual lagi ke pasaran selama Ramadhan hingga masa Lebaran karena diperkirakan pada saat itu harga akan semakin tinggi," jelas Gembong, Rabu (17/6).

Saat ini, harga daging ayam lehor memang terus mengalami kenaikan. Di pasar-pasar tradisional wilayah Kabupaten Banyumas, harga daging ayam lehor sudah bertengger di kisaran harga Rp 33 ribu per kg. Padahal dua pekan sebelum puasa, harga daging ayam masih bisa diperoleh dengan harga Rp 27 ribu per kg.

Suparmin (45), seorang pedagang ayam potong di Pasar Wage Kota Purwokerto, menyebutkan kenaikan harga daging ayam pedaging ini disebabkan oleh sulitnya mendapat pasokan dari pemasok. Dalam kondisi normal, dia bisa mendapatkan pasokan 100 ekor ayam potong setiap pekan. Namun saat ini hanya bisa mendapat 50 ekor per pekan,

''Saya pernah tanya kenapa pasokan dikurangi? Katanya karena hasil panen peternak harus dibagi dengan pedagang lain. Saya tidak tahu pedagang mana, tapi kemungkinan pedagang dari luar kota yang punya uang banyak karena kalau di Banyumas jumlah pedagangnya paling yang itu-itu saja,'' jelasnya.

Dengan kelangkaan ayam yang masuk pasaran masyarakat, Suparmin menyebutkan, harga daging ayam di tingkat pemasok juga mengalami kenaikan. Bila sebelumnya dia bisa membeli dengan harga Rp 15 ribu per ekor, sekarang melonjak menjadi Rp 23 ribu per ekor.

Dalam kondisi seperti ini, Gembong memperkirakan harga ayam potong pada H-7 sebelum Lebaran, akan terus terkerek naik. Bahkan bukan hanya harga daging ayam, harga telur juga akan ikut meroket.  Saat ini, harga telur di pasaran sudah mencapai Rp 23 ribu per kg, melonjak dari harga normal Rp 19 ribu per kg.

Terkait kondisi ini, Gembong meminta pemerintah ikut menstabilkan harga ayam potong dan telur, baik dalam kondisi harga daging dan telur ayam mengalami lonjakan atau mengalami penuruan. ''Pemerintah mestinya bisa turun tangan menstabilkan harga daging ayam dan telur dengan melakukan intervensi kebijakan. Bukan hanya memberikan imbauan atau intruksi, tanpa aksi di lapangan,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement