Senin 15 Jun 2015 21:17 WIB

Indonesia Perlu Dorong Ekspor Produk Kreatif

Rep: rizky jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Furnitur asal Indonesia. Ilustrasi
Foto: .
Furnitur asal Indonesia. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan pemerintah dan pelaku usaha Indonesia harus mulai memikirkan melakukan ekspor produk non-tradisional dan produk kreatif.

Secara umum pendapatan masyarakat dunia meningkat dan akan terjadi pergeseran kebutuhan.

"Misalnya saja untuk produk perhiasan dan permata, batu akik sekarang sudah membanjiri Indonesia dan ini bisa kita genjot agar membanjiri dunia juga," ujar Sasmito, Senin (15/6).

Menurut Sasmito, produk kopi luwak, mebel, dan furnitur juga bisa digenjot untuk ekspor. Selain itu, ekspor barang-barang pertanian juga dapat digenjot untuk ekspor Indonesia ke pasar global.

BPS mencatat, ekspor produk pertanian periode Januari-Mei 2015 naik 1,58 persen dibandingkan periode yang sama pada 2014.

Ekspor produk pertanian yang meningkat diantaranya kopi sebesar 40,31 persen, rempah-rempah 19,84 persen, sayuran 44,61 persen, dan buah-buahan 39,95 persen. Tak hanya itu, ekspor tanaman obat juga naik 3,97 persen, dan barang-barang hiasan seperti mutiara naik 77, 43 persen.

"Selain mendorong ekspor produk non-tradisional, Indonesia juga harus mencari pangsa pasar ekspor baru," ujar Sasmito.

 

Kepala BPS Suryamin mengatakan komoditi Indonesia lainnya yang mengalami surplus adalah sektor perikanan. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh adanya pembenahan penangkapan ikan ilegal yang dilakukan pemerintah. Salah satu negara di Asia Tenggara yang menjadi pesaing Indonesia untuk ekspor di sektor perikanan adalah Thailand.

"Barang pertanian yang bukan tradisional punya potensi untuk dikembangkan," kata Suryamin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement