Senin 01 Jun 2015 06:24 WIB

Pengamat: Pemerintah Harusnya Beri Kemudahan Pelaku Industri

Rep: c84 / Red: Angga Indrawan
 Karyawan berada di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Senin (13/4).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Karyawan berada di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Senin (13/4).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melambatnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri berdampak negatif pada sejumlah sektor usaha seperti industri tekstil, alas kaki, perusahaan pertambangan, dan jasa minyak dan gas. Perusahaan semen serta otomotif juga terpaksa harus merumahkan para karyawannya.

Pengamat Ekonomi Ikhsan Mojo mengatakan ada tiga hal yang perlu dilakukan terkait hal ini. "Yang pertama, perlu adanya percepatan belanja kapital dari pemerintah. Belanja modal pemerintah harus dipercepat," ujar Ikhsan, Ahad (31/5).

Hal ini, ia katakan, dapat mendorong daya beli masyarakat. Ia menambahkan, melambatnya pertumbuhan ekonomi didasarkan dari daya beli masyarakat yang tertekan.

Hal kedua, lanjutnya,  kalau misalmya nomenklatur anggaran ada kesusahan di sektor itu. Dia menyarankan pemerintah untuk melakukan APBNP kedua 2015 jika memang perlu.

"Fiskal belanjanya dialokasikan kepada belanja-belanja yang cepat," lanjutnya.

Terakhir, Ikhsan mengatakan pemerintah harus mengumumkan serangkaian proses kebijakan di sektor industri yg bs memungkinkan para pelaku usaha bisa tetap bertahan.

"Alasan pemerintah kan susah, segala macamnya. Makanya  perlu dilakukan belanja cepat," sambungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement