REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan beras plastik tidak mungkin menguntungkan dibandingkan beras asli, karena harganya lebih mahal. "Secara bisnis ini tidak memungkinkan, plastik Rp 12 ribu per satu kilogram, sedangkan beras Rp 7.300 per satu kilogram," kata Amran Sulaiman di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (25/5).
Menurut dia, kemungkinan ada agenda lain diluar mencari keuntungan yang dirinya sendiri tidak tahu motif dari beras plastik tersebut. Dia mengatakan pihaknya sudah ke pasar melakukan sidak terkait isu tersebut, agar masalah tersebut segera terselesaikan.
"Saat ini kita sudah melakukan sidak ke pasar-pasar dan kasus ini sudah sampai ke Polri," jata Amran.
Dia menyarankan warga Indonesia untuk mengkonsumsi beras dalam negeri agar terbebas dari beras plastik. "Yah kita coba ambil hikmahnya saja, sebagai warga Indonesia mari mengkonsumsi produk-produk dalam negeri," kata Amran.
Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat untuk tidak khawatir dalam menghadapi isu beras plastik yang beredar di beberapa daerah. "Saya tidak tahu motifnya, tidak tahu berasnya macam mana. Tapi saya pikir masyarakat tidak perlu khawatir," kata Kalla.
Menurut Kalla, pemerintah tetap harus mencermati masalah beras plastik tersebut. Dia menambahkan pemerintah sedang mengkaji penyebab adanya isu beras plastik yang tersebar di sejumlah daerah.