REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi pertanian, Bustanul Arifin mendesak pemerintah untuk mempercepat penyelesaian investigasi beras sintetis atau beras oplosan. Menurutnya, beras yang dikenal sebagai beras plastik tersebut sudah menyangkut persoalan orang banyak sehingga menyebabkan keresahan.
“Dipercepat lah, pastikan benarkah ada kandungan plastiknya, dari mana asal beras tersebut, barangnya seperti apa. Biar lebih jelas lah,” kata Bustanul kepada ROL, Ahad (24/5). Ia menambahkan, tentukan pula asal muasal beras tersebut bisa ada di Bekasi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, asal muasal beras tersebut apakah memang diimport atau tidak juga menjadi penting. Karena, masih menurut Bustanul, hal tersebut bisa juga mengindikasikan bahwa keamanan pangan kita masih kurang atau harus ditingkatkan kembali.
Tak hanya itu, menurutnya dengan mengetahui apakah benar beras temuan tersebut impor atau tidak akan memperlihatkan fakta baru. “Kita jadi bisa tahu apakah beras tersebut selundupan dari luar atau memang produksi Indonesia sendiri,” ungkap Bustanul.
Diketahui menurut Bustanul, di Cina sempat ada kasus serupa terkait beras sintetis namun kasus tersebut terkait dengan korupsi juga. Menurutnya, ditengarai ada penyuapan hingga 750 milliar untuk meregister campuran melamin kedalam produksi beras.
Oleh karena itu, menurutnya, kasus di Cina tersebut dapat terungkap motifnya karena ada investigasi dan penanganan cepat. Ia menambahkan, jika menyangkut dengan beras pasti menyangkut kepentingan orang banyak sehingga hal tersebut tidak bisa berlama-lama ditangani.