REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang berencana memangkas utang dan meminta Bank Sentral Jepang (BOJ) untuk menjaga suku bunga surat utang pemerintah tetap rendah dalam beberapa tahun mendatang.
Keputusan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ini bisa membuat stimulus moneter yang tengah berjalan akan berlanjut melebihi target waktu yang ditentukan, demikian dilansir Reuters.
Abe bertekad untuk membenahi ekonomi Jepang tanpa menaikkan lagi pajak atau memangkas belanja negara secara drastis di tengah ekonomi nasional mereka yang rentan ini.
Pemerintah sendiri baru akan mengumumkan kebijakan ekonomi terbaru pada Juli mendatang sebagai bagian reformasi keuangan.
Jepang sendiri menghadapi tantangan menyelesaikan utang yang besarnya dua kali produk domestik bruto (PDB) mereka.
BOJ juga menghadapi dilema. Sebab menahan suku bunga rendah akan menahan akselerasi target inflasi dua persen. Target inflasi ini nampaknya harus dimundurkan dan diharapkan bisa terwujud pada Maret 2017 mendatang.
Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda, yang juga mantan menteri ekonomi, meminta pemerintah mempercepat reformasi ekonomi termasuk dengan menaikkan pajak.
Februari lalu, Kantor Kabinet memprediksi rasio utang terhadap PDB Jepang turun menjadi 182,6 persen di tahun fiskal 2023 dari 195,1 persen.