Selasa 19 May 2015 21:25 WIB

Inggris Minati Investasi Energi Terbarukan

Energi Terbarukan
Foto: energy.gov
Energi Terbarukan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menerima komitmen investasi di sektor energi terbarukan sebesar 4,01 miliar dolar AS melalui kegiatan "Indonesia Business Forum: Energy Policy Updates and Opportunity" dengan kerja sama Scottish Development International (SDI) di Glasgow, Inggris.

"Minat investasi tersebut pada sektor 'solar energy' di atas 10 MW dan 'off-shore tidal energy'. Beberapa perusahaan juga telah meminta bantuan kami untuk mencarikan mitra potensial di Indonesia," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (19/5).

Himawan mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk dukungan pemerintah atas komitmen pertumbuhan investasi hijau setelah sukses menggelar Tropical Landscapes Summit akhir April lalu.

Ia menuturkan, forum yang dihadiri sekitar 25 perusahaan energi terbarukan yang berbasis di Inggris dan Skotlandia itu digelar bersamaan dengan "All Energy Sector Congerence and Exhibition 2015" di mana Indonesia sendiri melalui Pusat Promosi Investasi Indonesia (Indonesia Investment Promotion Center/IIPC) juga ikut serta di dalamnya.

"Sengaja kami manfaatkan momentum ini untuk menjelaskan kebijakan baru investasi dan peluang investasi bidang energi baru dan terbarukan Indonesia kepada para pengusaha energi Inggris yang menaruh minat terhadap Indonesia," katanya.

Ia menegaskan komitmen BKPM dan IIPC London untuk memandu para calon investor dengan sebaik-baiknya.

Senior Manager Renewable Energy and Low Carbon Technologies SDI Ewen Cameron mengatakan Skotlandia merupakan pemimpin dalam bidang pengembangan energi terbarukan di Inggris, termasuk Eropa.

SDI sendiri merupakan instansi pemerintah Skotlandia yang menangani investasi di negara tersebut baik dalam maupun luar negeri. "Kami yakin banyak peluang kerja sama yang dapat dilakukan perusahaan Skotlandia dan Inggris dengan Indonesia," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement