REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerataan penduduk sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat dalam agenda transmigrasi dioptimalkan dalam rencana pembukaan food estate di Merauke, Papua. Dalam hal ini, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Desa PDTT) lantas menganggarkan dana sebesar Rp 1 triliun untuk mendukung pelaksanaannya.
"Ini di samping membuka agar akses yang tertutup jadi terbuka, juga menciptakan desa baru yang bisa menggarap sektor pertanian," kata Menteri Desa PDTT Marwan Jafar pada Senin (18/5). Nantinya, anggaran tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan sarana prasarana transportasi, penjangkauan akses air beraih, pendidikan serta kesehatan.
Sementara itu, Kementerian Pertanian sebagai pelaksana utama food estate telah menyiapkan dana awal Rp 7 triliun dalam pembukaan lahan food estate seluas 250 ribu hektare di Merauke, Papua pada 2015. Lahan tersebut rencananya akan dikelola oleh BUMN yang ditugaskan pemerintah, dalam hal ini akan ditugaskan kepada Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).
"Wacananya, PIHC akan membentuk anak usaha bernama PT Pangan dalam pengelolaannya, tapi ini baru wacana, ya," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementan Haryono pekan lalu. Untuk sumber dananya, ia masih dalam pembahasan apakah akan berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) atau sumber lain.
Untuk saat ini, lanjut dia, Kementan masih concern masalah koordinasi dengan pemerintah setempat dan masyarakat, serta terus memantau kondisi lahan dan iklim setempat agar tanaman padi tumbuh dengan baik. Adapun peran Litbang yakni menyiapkan pelaksanaan dari hulu ke hilir, mulai dari penyiapan penanaman, penyediaan varietas unggul yang cocok untuk Merauke serta mengkaji kondisi tanah dan situasi iklimnya.
Dalam perjalanannya, ditemukan bahwa kondisi tanah di lahan yang akan dibuka hampir sama dengan Jawa. Makanya, jenis benih yang akan ditabur di lahan food estate Merauke di antaranya Ciherang, Mikonggga, Sijenuk, Cidenok dan Inpari untuk kawasan rawa. "Untuk yang airnya asin, kita ada misalnya varietas banyu asin, indragiri, inpari 34," sebutnya. Karenanya, akan pula dibangun balai benih seluas 700 hektare untuk pusat perbenihan dan riset padi.