REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengungkapkan banyak pengusaha yang ragu-ragu untuk berinvestasi karena penerimaan negara yang ditargetkan naik 30 persen malah menjadi turun.
"Walaupun kemarin sudah banyak proyek-proyek yang diresmikan untuk peletakan batu pertama untuk groundbreaking, ini jadi bertanya-tanya akan berlanjut nggak ya kalau penerimaan negara nggak masuk,"kata Enny pada diskusi Menanti Sabda Reshuffle di Warung Daun, Cikini, Sabtu (9/5).
Enny menjelaskan, untuk menjalankan program-program investasi, diperlukan penerimaan negara. Penerimaan negara yang turun mengakibatkan porsi investasi yang pada akhir 2014 sebesar 32 persen menjadi turun sebesar 31 persen di 2015.
Menurut Enny, untuk membantu pengusaha sebenarnya tidak memerlukan banyak anggaran pemerintah. Tetapi good will untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi dunia usaha kita.
"Jadi ini sebenarnya yang tidak ada adalah terobosan. Tidak semua yang dinginkan oleh pengusaha adalah anggaran pemerintah, tapi goodwill,"imbuhnya.
Misalnya yang tidak memerlukan anggaran itu, lanjut Enny, yang paling sederhana seperti pemudahan perizinan, pemudahan birokrasi, penghilangan atau setidaknya meminimalisir berbagai pungli (pungutan liar).
"Itu semua kan nggak perlu anggaran, itu butuh keseriusan, kepemimpinan, untuk menghilangkan berbagai macam itu. itu yang minimal bisa sedikit meringankan pengusaha," tandasnya.