REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rapat Umum Pemegang Luar Biasa (RUPS LB) Bank BJB tahun buku 2014-2015 menetapkan enam jajaran direksi, Selasa (31/3). Dalam RUPS LB kali ini, posisi Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko dihapus dari jajaran direksi.
RUPS LB Bank BJB 2014-2015 berlangsung di Ballroom The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Selasa (31/3). Enam direksi yang ditetapkan melalui RUPS LB tersebut, yakni Direktur Utama Ahmad Irfan, Direktur Mikro Agus Gunawan, Direktur Keuangan Nia Kania, Direktur Operasional Benny Santoso, Direktur Konsumer Fermiyanti, dan Direktur Komersial Suartini. Hasil RUPS LB pun memutuskan untuk jabatan direktur kepatuhan dan manajemen risiko sengaja dikosongkan. Sebelumnya, posisi direktur kepatuhan dan manajemen risiko diduduki oleh Zaenal Aripin.
Selain jajaran direksi, RUPS LB pun menetapkan empat dewan komisaris. Yaitu Komisaris Muhadi, Komisaris Independen Yayat Sutaryat, Komisaris Independen Klemi Subiyantoro, dan Komisaris Independen Rudhyanto Mooduto. Khusus untuk posisi komisaris utama untuk sementara dikosongkan pascapengunduran diri Taufiqurrahman Ruki.
Dirut Bank BJB Ahmad Irfan menyebutkan, selain menetapkan jajaran pengurus, RUPS LB pun merumuskan hasil kinerja Bank BJB. Di antaranya tentang persetujuan laporan tahunan direksi, penetapan penggunaan laba bersih termasuk pembagian dividen untuk tahun buku 2014, dan perubahan beberapa pasal anggaran dasar perseroan dalam rangka penyesuaian dengan peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Irfan memaparkan, dengan adanya perubahan jajaran pengurus, Bank BJB berkomitmen untuk melakukan peningkatan kinerjanya. Hingga kini, menurut dia, total aset Bank BJB per Desember 2014 mencapai Rp 75,8 triliun.
Nilai aset itu, tambah Irfan, setara dengan peningkatan 6,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year). Sementara laba yang diraih sepanjang tahun 2014, ungkap dia, mencapai Rp 1,12 triliun.
Begitu pun dengan dana pihak ketiga (DPK) mengalami peningkatan 15,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, atau setara Rp 57,7 triliun. Dari sisi kredit, pihaknya mencatat pertumbuhan sebesar 9,5 persen sehingga total kredit mencapai Rp 49,6 triliun.
Kata Irfan, peningkatan kredit salah satunya didukung oleh pertumbuhan kredit konsumer sebesar 16,4 persen atau senilai Rp 33,6 triliun. Pertumbuhan kredit konsumer tersebut mendukung pertumbuhan kredit Bank BJB secara keseluruhan.
Direktur Konsumer Fermiyanti menambahkan, kredit konsumer akan terus dipertahankan sebagai captive market Bank BJB. ‘’Akan kami tingkatkan terus melalui pertumbuhan secara organik dan inorganic,’’ ujarnya.
Tahun 2015 pun, pihaknya akan fokus meningkatkan market share DPK melalui promosi, pemasaran produk dana, dan inovasi produk. Selain itu, tambah dia, Bank BJB terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dengan peningkatan elektronik banking untuk menambah fee based income.