REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Hingga awal 2015, konsumen asal Jepang dan Singapura merupakan pembeli terbanyak aneka produk kerajinan berbahan baku kulit dengan rancangan yang unik.
"Sebagian besar aneka kerajinan berbahan baku kulit hasil sentuhan tangan terampil perajin Bali memasuki pasar Jepang dan Singapura," kata pengusaha aneka kerajinan Bali Made Kawiani di kawasan pusat kerajinan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Selasa (7/4).
Bali mengekspor hasil kerajinan berbahan baku kulit, seperti jaket, sepatu, tas dan ikat pinggang ke pasar ekspor. Jepang hingga kini masih tercatat sebagai pembeli terbanyak sekitar 33 persen, menyusul Singapura 20,74 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali melaporkan perolehan devisa khusus aneka kerajinan berbahan baku kulit daerah ini bernilai 2,2 juta dolar AS selama Januari-Februari 2015, 33 persen di antaranya hasil perdagangan ke Jepang.
Pembeli terbanyak kedua adalah Singapura dengan 20,74 persen. Pembeli dari Hong Kong dan Inggris masing-masing tujuh persen, sementara Australia juga termasuk lima negara pembeli terbanyak kerajinan kulit asal Bali.
Kawiani menjelaskan, stabil perdagangan ekspor aneka jenis kerajinan kulit itu karena masyarakat pengrajin mampu memproduksi dengan desain sesuai selera konsumen luar negeri yang dipadukan dengan budaya lokal.
Produk ini tetap diminati masyarakat mancanegara karena dinilai unik dan harga yang terjangkau.
Made menjelaskan mitra bisnisnya di Jepang atau asal Singapura misalnya, membawa rancangan sendiri kemudian dibuat di Bali dengan bahan baku yang sudah ditentukan.
Dengan cara itu, perdagangan ke negeri Sakura tersebut lancar. Selain kerajinan kulit, hasil kerajinan rumah tangga yang menembus pasaran ekspor, seperti perhiasan perak, anyaman bambu dan perabot rumah tangga.