REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) secara perdana mengadakan pelatihan fiber to the home (FTTH) pada 2024 bagi para siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia, sebagai salah satu implementasi pilar pendidikan dalam program corporate social responsibility (CSR) perusahaan. Dari pelatihan tersebut, puluhan siswa di antaranya telah terserap dunia kerja.
“Dalam pelatihan FTTH, ada 1.211 peserta yang ikut pelatihan, yang lulus 83 siswa magang. Dari 83 itu, 45 siswa terserap sebagai tenaga kerja,” ujar Chief of Business Support Officer TBIG Li Sie An di sela-sela acara ‘Pelatihan Guru dan Siswa SMK Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional’, yang merupakan rangkaian acara dalam Journalism Fellowship on CSR 2025 di Kantor TBIG, Karawaci, Tangerang, Banten, Jumat (2/5/2025).

Sie An menjelaskan, pelatihan FTTH bagi siswa SMK tersebut telah merambah ke sebanyak 31 sekolah di sembilan provinsi yang ada di Indonesia. Adapun dari dunia kerja, TBIG telah bekerjasama dengan 16 mitra kerja.
Tak hanya bagi siswa, para guru juga mendapatkan pelatihan. Tercatat, pada pelatihan FTTH di 2024, sebanyak 50 guru ikut dalam pelatihan, dengan memberi dampak pada 9.176 siswa ajar peserta program.
“Pilar pendidikan (CSR TBIG) mengembangkan program Kurikulum Unggulan untuk siswa dan guru guna meningatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan,” ungkapnya.
Kurikulum Unggulan merupakan kurikulum yang dirancang sendiri oleh TBIG. Dalam kurikulum tersebut, ada tahapan pre-test hingga post-test, serta ada proses pemagangan. Pelatihan tersebut meliputi teori dan praktek mengenai fiber optik dan FTTH, yang berkorelasi dengan kebutuhan industri. Adapun para pemateri dalam pelatihan adalah tenaga ahli dari internal perusahaan.
“Program ini tidak hanya masalah CSR, tapi kami dari TBIG merasa terpanggil untuk memikirkan gapantara siswa SMK dengan dunia kerja. Harapannya, dengan program SMK Kurikulum Unggulan dari TBIG ini bisa membantu kekosongan ini,” ungkap Sie An.
Pelatihan FTTH disebut akan diupayakan untuk terus konsisten dilakukan dan memberi manfaat yang lebih luas bagi para siswa SMK. Ia menekankan bahwa pada tahun 2025, Kurikulum Unggulan TBIG berfokus pada dua kegiatan utama, yaitu kunjungan industri dan school visit dengan melibatkan regional sebagai pemateri. Program tersebut bersifat free, alias tidak dipungut biaya.
“Harapannya, TBIG yang bergerak di industri telekomunikasi ini, bisa menjembatani kebutuhan dari sekolah, kebutuhan dari siswa, dan kebutuhan dunia kerja. Ya, ini sedikit kontribusi kami kepada pemerintah dan masyarakat untuk memecahkan masalah pendidikan. Minimal bisa membantu, dan menginspirasi perusahaan lain agar terpanggil untuk melakukan hal serupa sesuai dengan kekhususan bidangnya," ujar Sie An.