REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menargetkan investasi hijau atau green investment bisa tumbuh sebesar 20 persen. Hal ini ditujukan agar investasi bukan hanya sekadar meningkatkan perekonomian, namun juga ramah lingkungan.
"Rata-rata target investasi pada 2015 tumbuh 14 persen, setidaknya peningkatan investasi ramah lingkungan bisa tumbuh 20 persen," ujar Franky di Jakarta, Rabu (1/4).
Pada 2010 sampai 2014, ada delapan kelompok usaha yang masuk kategori investasi ramah lingkungan. Diantaranyaa pertanian, kehutanan, perikanan, panas bumi, dan listrik.
Realisasi investasi dalam kurun waktu lima tahun terakhir mencapai Rp 1.600 triliun. Franky memperkirakan, dalam lima tahun kedepan investasi hijau dapat meningkat dua kali lipat.
"Hal ini dapat menarik investasi menuju green economy yang menjamin masa depan berkelanjutan di Indonesia," kata Franky.
BKPM menargetkan investasi pada 2015 sebesar Rp 519,5 triliun atau tumbuh sekitar 14 persen dari pencapaian tahun sebelumnya. Investasi tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 175,8 triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp 343,7 triliun.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pemerintah tetap berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Penurunan emisi gas rumah kaca secara bertahap ditargetkan mencapai 26 persen, sampai 2020 mendatang.
Komitmen itu ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Emisi Gas Rumah Kaca.
Dalam Pasal 2 Perpres itu disebutkan bahwa Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Emisi Gas Rumah Kaca meliputi bidang pertanian, kehutanan, energi, transportasi, industri, dan pengolahan limbah.