Senin 30 Mar 2015 22:21 WIB

Sebelum Naikkan BBM, Pemerintah Diminta Lakukan Ini

Rep: C26/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Massa dari Aliansi Mahasiswa Unpad menduduki kendaraan pengangkut BBM Pertamina yang melintas ketika melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sumedang, Jabar, Senin (30/3). (Antara/Fahrul Jayadiputra)
Massa dari Aliansi Mahasiswa Unpad menduduki kendaraan pengangkut BBM Pertamina yang melintas ketika melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sumedang, Jabar, Senin (30/3). (Antara/Fahrul Jayadiputra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR RI Inas Nasrullah Zubir menyarankan pemerintah untuk meningkatkan tekanan efisiensi pengelolaan sumber daya mineral di Indonesia. Pasalnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak dibarengi dengan pembenahan dalam produksi minyak.

"Yang penting sekarang yang harus dilakukan pemerintah adalah tekanan efisiensi itu ditingkatkan dulu, berantas mafia mikgas," kata Inas kepada Republika, Senin (30/3).

Menurutnya, pemerintah harus membuat produksi BBM lebih ekonomis. Tingkat efisiensinya harus ditingkatkan terlebih dahulu. Baru kemudian dihitung berapa kenaikan harga yang sesuai.

Ia mengatakan ongkos produksi minyak di Singapura besar sekali mencapai hingga 0,3 persen. Pertamina harus menghitung semuanya dengan cermat.

Sebab jika tidak dibarengi dengan pembenahan pengelolaan maka masyarakat akan dirugikan. Terlebih jika ada permainan mafia migas.

Ketika pembenahan itu sudah dilakukan maka pemerintah dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait kenaikan BBM ini. Tak ada lagi kritikan karena melihat kerja nyata pemerintah dalam upaya pembenahan tingkat efisiensi pengelolaan minyak.

Sebelumnya pemerintah menaikkan harga BBM pada Sabtu(28/3). Kenaikan ini minim sosialisasi sehingga menuai kritikan dan gejolak di masyarakat. Terlebih kenaikan itu baru saja terjadi setelah pemerintah menurunkan harga BBM. Pemerintah mengatakan ini disebabkan pasar minyak Internasional mengalami kenaikan. Selain itu, nilai tukar rupiah yang melemah juga menjadi faktor meningkatnya pembelian BBM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement