REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Susilo memastikan tujuh pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) senilai 1,4 miliar dolar AS, siap beroperasi pada 2015. Dengan adanya smelter, berarti Indonesia bisa memperoleh nilai tambah dari proses hilirisasi, untuk mendorong peningkatan sektor ekspor nasional.
"Sudah siap beroperasi tujuh smelter baru, terdiri dari satu smelter alumunium dan enam smelter nikel," ujarnya seusai rapat koordinasi membahas sektor minerba di Jakarta, Rabu (18/3) malam.
Indroyono menambahkan, pemerintah akan mempercepat investasi proyek smelter lainnya, yang masih tertunda, melalui berbagai kerjasama dengan perusahaan swasta maupun lembaga non profit serta lembaga pendidikan.
Lembaga-lembaga tersebut, kata dia, antara lain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan ITS Surabaya yang bisa membantu percepatan pembangunan smelter berkapasitas kecil.
"Pembangunan smelter untuk mineral kita coba untuk dipercepat. Termasuk pembangunan yang baru. Nanti banyak sekali mulai 2015-2019 yang selesai dibangun dan beroperasi baik nikel, bijih besi, pasir besi dan alumunium," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika