Rabu 18 Mar 2015 13:47 WIB

70 Persen Petani di Selatan Sukabumi Sudah Panen Padi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Panen padi (ilustrasi)
Foto: Ist
Panen padi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI—Sebagian besar petani di selatan Kabupaten Sukabumi telah melakukan panen padi. Sementara sisanya pada akhir Maret dan April 2015 mendatang.

‘’ Sekitar 70 persen areal pertanian di wilayah selatan sudah panen,’’ ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan kepada ROL, Rabu (18/3). Hasil panen yang diperoleh terang dia cukup baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Meskipun lanjut Sahlan, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti blas dan wereng masih menghantui para petani. Jika dirata-ratakan hasil panen padi dari satu hektare mencapai sekitar 6 hingga 7 ton.

Di mana ungkap Sahlan, dari satu petak sawah (luasan 400 meter persegi-red) biasanya dihasilkan sebanyak 2,5 kuintal hingga 3 kuital gabah kering giling (GKG). Sementara satu hektare areal pertanian biasanya terdiri atas 25 petak areal persawahan.

Sahlan mengungkapkan, saat ini cuaca di selatan Sukabumi cukup mendukung bagi para petani untuk menjemur gabah padi yang baru dipanen. Akibatnya, saat ini di sepanjang areal persawahan banyak petani yang tengah menjemur gabah. Pasalnya, dalam dua hari terakhir ini cuaca cukup panas di selatan Sukabumi.

Sebelumnya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi menyebutkan puncak panen raya di Sukabumi berlangsung mulai Maret hingga April mendatang. Hasil panen ini diharapkan bisa mengendalikan harga beras di pasaran.

‘’Sebagian petani saat ini sudah panen,’’ ujar Kepala DPTP Kabupaten Sukabumi Sudrajat. Namun, menurutnya sebagian lainnya akan mulai panen pada April mendatang. Sudrajat melanjutkan, hasil panen ini akan menymbang pada pencapaian target produksi beras Sukabumi. Terlebih, pada 2014 lalu produksi beras Sukabumi mencapai surplus hingga 350 ribu ton.

Namun, produksi yang berlebih tersebut tidak mampu menekan harga beras di pasaran. Hal ini dikarenakan harga diserahkan kepada mekanisme pasar. Di sisi lain, momen panen raya ini seharusnya dimanfaatan Bulog untuk menyerap hasil panen dari petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement