Jumat 13 Mar 2015 15:25 WIB

Rupiah Jatuh, Industri Terigu Belum Bergejolak, Tapi..

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja memlakukan bongakar muat tepung terigu di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta,?Kamis (12/6).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja memlakukan bongakar muat tepung terigu di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta,?Kamis (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Tepung Terigu Indonesia Ratna Sari Loppies menyebut, industri tepung terigu belum mengalami gejolak akibat pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Meskipun bahan baku terigu adalah produk impor, harga terigu yang cenderung rendah di pasar internasional membuat usaha dalam negeri dengan menggunakan terigu tak terganggu.

"Sejauh ini belum ada gejolak apapun," kata dia saat dihubungi ROL Jumat (13/3). Begitu pun harga terigu di pasaran. Pantauannya, tidak ada kenaikan harga yang signifikan. Bahkan, ia juga belum menerima keluhan apapun dari pengusaha terigu akibat pelemahan rupiah. 

Namun, pernyataan berbeda justru diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia Rahayu Setiowati. Menurutnya, para pengusaha jasaboga yang sebagian menjalankan produksi dengan bahan baku tepung terigu merasakan dampak buruk pelemahan rupiah terhadap dolar.

"Berdasarkan laporan, harga terigu (meningkat-red) hampir 12 persen, ini membuat para pengusaha kita mengurangi produksi atau memperkecil ukuran makanan berbahan terigu," kata dia. Sebab, untuk menaikkan harga, mereka khawatir pelanggan akan pergi.

Strategi tersebut kebanyakan dilakukan pengusaha roti yang 85 persen merupakan pengusaha mikro menengah. Di sisi lain, ada pula yang menaikkan harga produk mereka rata-rata 10 persen. Tapi jumlahnya tidak mendominasi.

Maka ia berharap pemerintah tidak membiarkan situasi pelemahan rupiah berlangsung lama. Jika pun ingin membuat kebijakan yang menyangkut rakyat dan pengusaha kecil, seharusnya pemerintah melakukan dialog terlebih dahulu dengan pihak-pihak yang berpotensi terkena dampak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement