REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penolakan terhadap rencana pembangunan pelabuhan Cilamaya terus bergulir. Meski sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan tetap menyatakan pembangunan dilanjutkan dengan menggandeng swasta.
Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika menyatakan, menimbang hal dan baik buruk yang mungkin terjadi, pihaknya menolak apabila pembangunan pelabuhan dilaksanakan di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Kardaya, yang juga mantan Kepala BP Migas, mengungkapkan bahwa di perairan Cilamaya berseliweran pipa migas yang terlampau banyak sehingga membahayakan apabila tetap dibangun pelabuhan.
"Saya tegaskan dari Banten hingga Indramayu itu offshore (operasi migas di laut) sangat sibuk," ujar Kardaya, Selasa (10/3).
Belum lagi, lanjut Kardaya, produksi minyak dan gas bumi di area tersebut yang tergolong tinggi. Dia menjelaskan, wilayah perairan Cilamaya hingga Cirebon dioperasikan oleh anak perusahaan Pertamina, ONWJ (Offshore North West Java).
ONWJ mampu memproduksi minyak sebanyak 40 ribu barel per hari dan gas bumi 200 juta kaki kubik dalam sehari. "Dewasa ini cari 5 ribu barel aja susah. Apalagi 40 ribu," katanya.