Kamis 16 Jan 2020 02:10 WIB

Legislator Dukung Langkah Pemerintah Perangi Mafia Migas

Pemerintah harus bisa menutup celah bagi mafia migas.

Potensi cadangan migas di Indonesia
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Potensi cadangan migas di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mendukung upaya pemerintah memberantas mafia di sektor minyak dan gas (migas). Kardaya yakin mafia migas bisa dihilangkan jika pemerintah serius untuk memeranginya.

Penegasan itu disampaikan terkait dengan persoalan mafia migas yang kembali diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi)  beberapa waktu lalu dan kembali ditegaskan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

"Mafia migas tahu bagaimana memanfaatkan celah hukum, jadi itulah kesulitan memberantasnya selama ini," kata Kardaya, Rabu (15/1).

Kardaya mengatakan, pemberantasan mafia migas bisa dilakukan dengan memangkas jalur-jalur mafia migas beroperasi. Dengan demikian, tegasnya, mafia migas diharapkan bisa hilang dengan sendirinya karena tidak ada lagi ruang untuk mencari keuntungan.

"Presiden Jokowi juga sudah bilang beliau tahu siapa pelakunya. Tapi menurut saya pemerintah tidak usah bicara keluar, panggil dirut dan komutnya, katakan besok harus hilang (mafianya)," katanya.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bertemu Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (14/1).

Salah satu yang dibahas oleh keduanya yaitu soal penyelesaian masalah minyak dan gas. Hal itu karena mafia migas kerap membuat Presiden Jokowi geram. Bahkan, Jokowi pernah mengatakan ingin menggigit mafia migas.

"Beliau sudah sering muncul kata-kata yang begitu keras (soal mafia migas). Saya pikir jangan sampai ke Presiden lah, kalau perlu 'menggigit' ya, saya duluan yang menggigit, jangan Presiden duluan," tegas Moeldoko.

Sementara itu, Basuki memastikan akan bekerja untuk mencapai keinginan Jokowi. Mantan gubernur DKI Jakarta itu telah mengantongi dukungan dari Moeldoko untuk membasmi mafia migas.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement