Senin 09 Mar 2015 06:44 WIB

Elpiji 12 Kilogram Dinaikkan, Masyarakat Beralih ke Tiga Kilogram

Rep: C85/ Red: Erik Purnama Putra
Pekerja menata tabung elpiji ukuran 12 kilogram di salah satu agen di Jakarta, Rabu (4/3).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pekerja menata tabung elpiji ukuran 12 kilogram di salah satu agen di Jakarta, Rabu (4/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika menyatakan desakannya kepada pemerintah untuk menghilangkan disparitas harga elpiji. Kardaya menilai, naiknya harga elpiji elpiji 12 kilogram (kg) oleh Pertamina tidak bisa dielakkan akan membuat migrasi pengguna epliji 12 kg menuju elpiji tiga kg.

"Produknya sama-sama elpiji tapi harganya bisa beda. Orang pasti akan geser ke elpiji tiga kg yang masih subsidi, harga 12 kg empat kalinya yang tiga kg. Beda halnya dengan BBM. Ron 88 dan 92 harganya beda karena memang beda jenis," ujar Kardaya, Ahad (8/3).

Untuk itu, Kardaya mengingatkan pemerintah bahwa dalam memasarkan elpiji, seharusnya tidak boleh ada perbedaan harga yang mencolok. Kardaya memita untuk menyamakan harga antara elpiji ukuran tiga kg ataupun 12 kg. Caranya bisa dengan menaikkan subsidi untuk elpiji sehingga menurunkan harga yang 12 kg, atau dengan mengurangi subsidi elpiji tiga kg.

"Harus dihitung. Tetapi bahwa prinsipnya jangan sampai ada gap, kalau ada gap maka ada perembesan, penyalahgunaan pemakaian. Dan ingat masyarakat tidak bisa dibatasi, kamu hanya boleh memakai yang ini. Tidak bisa," ujar Kardaya. Pada dasarnya, lanjut Kardaya, pemerintah telah melakukan kesalahan dengan menjual satu produk yang sama namun dengan harga yang berbeda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement