REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro enggan menyamakan melemahnya nilai tukar rupiah saat ini dengan apa yang terjadi pada 1998 silam.
Ia mengatakan ada suatu pola keseimbangan baru dalam sistem mata uang dunia. Meski katanya, ada sejumlah negara yang sengaja melemahkan mata uangnya, ia mengaku hal ini tidak terjadi pada Indonesia.
"Pelemahan sekarang karena ada penguatan mata uang dolar AS kepada semua mata uang lainnya," ujar Bambang, Jumat (6/3).
Ia mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah kepada dolar AS dapat menjadi momentum dan peluang untuk memaksimalkan dua sektor yakni manufaktur dan pariwisata.
Bambang menilai, dua sektor tersebut dapat digenjot lebih keras lagi dalam memanfaatkan momentum melemahnya rupiah di mata dolar AS.