Kamis 05 Mar 2015 08:00 WIB

Minim SDM, Performa Perbankan Syariah tak Maksimal

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Indah Wulandari
Petugas melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Jumat (13/2).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Jumat (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR--Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia terus naik. Sayang pertumbuhan ini belum diikuti dengan bertambahnya sumber daya manusia yang mengerti dan ingin berkecimpung dalam perbankan syariah.

Hal ini membuat pertumbuhan bank atau jasa keuangan syariah belum bergerak maksimal. "Mereka belum paham pasti apa itu syariah dan apa untungnya bekerja di perbankan syariah," ujar Kepala Kantor Regional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah VI Sulampua Bambang Kiswono, Rabu (4/3).

Hal ini disebabkan karena masih minimnya pengetahuan dan penjelasan mengenai perbankan syariah. Maka, OJK terus menyosialisasikan kepada masyarakat umum maupun ke kampus-kampus untuk menjaring mahasiswa agar mau berkecimpung di dunia perbankan syariah.

Menurut dia, di Indonesia saja, dari data yang ada hingga akhir 2014 terdapat 12 bank umum syariah (BUS), 22 unit usaha syariah (USS) serta 163 BPRS dengan kantor keseluruhan mencapai 2.939 unit.

Sementara di Sulawesi Selatan sendiri, hingga Januari 2015 terdapat 7 BUS, serta 7 UUS dengan total aset semua mencapai Rp 5,86 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement