REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel bersama Menteri Koperasi Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga melakukan pemantauan langsung kegiatan operasi pasar beras Bulog di kawasan Rumah Susun Tanjung Wangi Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara pada Ahad pagi (22/2). Hal tersebut guna memastikan dan mengupayakan agar harga beras bisa kembali stabil di pasaran pra panen raya yang direncanakan bulan depan.
"Pada intinya, kita ingin harga yang dibeli masyarakat sesuai dengan harga yang ditentukan oleh pemerintah," kata Mendag di sela-sela pemantauannya. Berkemeja putih, ia datang ke lokasi operasi pasar pukul 07.30 WIB. Di sana ia mendapati antrean warga yang tengah membeli beras bulog.
Dalam operasi pasar, Bulog menyediakan 6 ton beras untum 800 warga. Operasi pasar dilakukan sejak pagi hingga pukul 12.00 WIB. Harga yang dipatok sesuai ketentuan pemerintah yakni beras pemium Rp 9 ribu per kg. Kemudian, harga yang dopatok untuk 5 kg beras premium yakni Rp 45 ribu, untuk 10 kg Rp 90 ribu, 15 kg Rp 135 ribu dan untuk 20 kg Rp 180 ribu. Sementara untuk beras medium dipatok harga Rp 7.400 per kg. Rinciannya, 5 kg Rp 37 ribu, 10 kg Rp 74 ribu, 15 kg Rp 111 ribu dan 20 kg 148 ribu.
Tetua Rumah Susun Tanjung Wangi sekaligus pengurus Masjid At Takwa Dulhadi (74 tahun) mengakui adanya kenaikan harga beras belakangan ini. Meskipun tak terlalu berdampak, ia mengaku menerima sejumlah keluhan dari warga, terutama kaum ibu. Disebutkanhya, rusun terdiri dari 15 blok dan terdiri dari 1600 kepala keluarga.
Dari jumlah tersebut, kata dia, kebutuhan beras warga per bulan rata-rata 10 ton. "Warga rata-rata memilih beli beras premium, lalu dicampur dengan raskin," tuturnya. Pasca operasi pasar, ia pun berharap harga beras kembali stabil sesuai ketetapan pemerintah. Ia juga sangat menginginkan keberadaan mafia beras dapat diakhiri dengan sejumlah pemantauan ketat.