REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turunnya suku bunga Bank Indonesia dari 7,75 menjadi 7,5 persen diniliai bisa berdampak positif bagi Indonesia. Ini pun jadi saat tepat untuk menerbitkan surat berharga negara (SBN). Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan dengan turunnya suku bunga BIe harusnya membawa pertumbuhan ekonomi karena cost of fund investasi akan berkurang.
"Turunnya suku bunga BI juga ajang menurunkan suku bunga perbankan, sehingga investasi ke surat utang akan jadi alternatif yang menarik karena yieldnya bisa lebih besar dari suku bunga acuan," kata Robert usai peluncuran Sukuk Negara seri SR-007 di kantor Kemenkeu, Jumat (20/2).
Yield juga dipengaruhi banyak hal seperti likuiditas asing. Saat ini penawaran asing masih sekitar 30-40 persen. Dengan suku bunga turun ditambah likuiditas asing yang besar, yield SBN bisa turun. Tapi masih memandang ini sebagai hal positif.
Meski ketidakpastian kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan pertumbuhan ekonomi global masih akan memengaruhi ekonomi Indonesia, tapi pelonggaran moneter atau quantitative easing (QE) yang dilakukan Eropa dan Jepang bisa dimanfaatkan sebagai bagian antisipasi. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan prediksi pertumbuhan ekonomi global 3,8 persen tahun ini, turunnya harga minyak dunia dan melemahnya ekonomi Jepang, Cina dan Uni Eropa (UE) masih akan memengaruhi pasar dalam negeri..
Ketidakpastian moneter AS, Jepang dan UE masih berpotensi memberi gejolak di 2015 ini. Tapi QE yang sedang dilakukan Jepang dan UE harus bisa dimanfaatkan Indonesia.
"Selain dengan memperbesar ruang fiskal, penerbitan surat utang negara (SUN) juga dilakukan untuk mengantisipasi," kata Bambang.
Rencananya pemerintah akan menerbitkan SUN senilai Rp451,8 triliun pada 2015 termasuk melalui penerbitan SUN valas (global bond).SUN valas pertama sudah rampung hanya belum roadshow. Masih ada dua SUN valas lagi yang menunggu jadwal penerbitan pada 2015 ini, Samurai Bond dan Euro Bond. Samurai Bond akan dipersiapkan di semester I 2015 ini, sementara Euro Bond agak di akhir karena Eropa sedang QE sehingga tidak ada kekhawatiran suku bunga naik tiba-tiba.