REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), kembali menyentuh level tertinggi baru ke posisi 5.400,10 poin pada Jumat (20/2) menyusul aksi pelaku pasar asing yang kembali melakukan akumulasi beli.
IHSG BEI ditutup naik sebesar 9,65 poin atau 0,18 persen ke posisi 5.400,10. Sementara itu indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat sebesar 0,69 poin atau 0,07 persen ke posisi 941,11.
Dalam data BEI, rekor IHSG BEI sebelumnya barada di posisi 5.390,44 poin pada Rabu, 18 Februari 2015 kemarin.
Director of Investment of PT Valbury Asia Asset Management Andreas Yasakasih mengatakan bahwa investasi pemodal asing yang masih mengalir ke pasar saham domestik kembali menjadi salah satu pendorong IHSG BEI.
"Fundamental ekonomi Indonesia untuk jangka panjang yang baik serta orientasi investasi pemodal asing yang jangka panjang masih menopang IHSG," ujarnya, Jumat (20/2).
Ia mengemukakan bahwa prospek infrastruktur di Indonesia yang akan membaik seiring dengan fokus pemerintah untuk mendorong sektor itu membuat minat investor asing terhadap Indonesia tinggi untuk menempatkan dananya, seperti dalam saham.
Dalam data perdagangan saham di BEI, tercatat pelaku pasar asing mencatatkan beli bersih (foreign net buy) sebesar Rp886,11 miliar pada akhir pekan ini, (Jumat, 20/2).
Kendati demikian, lanjut dia, dalam jangka pendek indeks BEI diproyeksikan akan mengalami konsolidasi koreksi setelah bergerak menyentuh rekor tertingginya, namun situasi itu masih dinilai normal.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 183.313 kali dengan volume mencapai 4,17 miliar lembar saham senilai Rp4,43 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 158 saham, yang melemah 125 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 112 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Sensex Bombay melemah 118,56 poin (0,39 persen) ke 29.348,23, indeks Bursa Nikkei naik 67,51 poin (0,37 persen) ke 18.332,30, dan FTSE Bursa Malaysia menurun 2,22 poin (0,12 persen) ke posisi 1.807,87.