REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog, Lenny Sugihat, mengatakan pihaknya akan menggunakan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun sebagai modal kerja. Bulog, lanjutnya, berperan untuk menstabilkan harga bahan pokok, bukan hanya beras melainkan juga jagung, kedelai, daging dan gula.
Dia mengatakan upaya tersebut untuk mendukung swasembada yang ditargetkan dalam tiga tahun mendatang. "Kita seirama dengan Menteri Pertanian untuk swasembada yang ditargetkan dalam tiga tahun, perencanaan produksi di kementerian, jadi kita harus sinkron," ujarnya, Senin (16/2).
Terkait kapasitas gudang, dia mengatakan cukup untuk menampung sejumlah bahan pokok, seperti jagung, kedelai dan lainnya. Dia menargetkan pada 2015, sebanyak 2,7 hingga tiga juta ton beras yang diserap minimal di pasaran atau tidak jauh dari 2014, yakni sekitar tiga juta ton beras.
"Prinsipnya akan serap semaksimal mungkin. Kita utamakan produksi dalam negeri agar petani semangat karena ada yang diserap produksinya, selain itu perbaikan irigasi dan ketersediaan pupuk diharapkan produksi dapat lebih baik lagi," tukasnya.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mendukung upaya operasi pasar karena permainan harga merupakan isu besar ketidakstabilan harga. "Bulog cepat identifikasi ini sehingga sebagai salah satu solusi penyaluran secara langsung. Mudah-mudahan sistem distribusi ini bisa membantu mengurangi keterlambatan distribusi beras yang menyebabkan harganya naik," katanya.