Senin 09 Feb 2015 17:30 WIB

Saham Infrastruktur Diprediksi Moncer, Ini Alasannya

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan memantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada layar komputer di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (22/1). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Karyawan memantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada layar komputer di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (22/1). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham-saham yang berhubungan dengan infrastruktur dinilai akan prospektif pada tahun ini. Pasalnya, saham-saham tersebut sejalan dengan program pemerintah dan kondisi global.

Direktur PT Ciptadana Securities John Herry Teja mengatakan, saham-saham pilihan dengan program pemerintah dan kondisi global adalah saham-saham yang berhubungan dengan infrastruktur. ''Seperti kontraktor, bahan baku seperti semen, dan bahan bangunan,'' kata dia kepada ROL, Senin (9/2) siang.

Menurut Herry, saham-saham infrastruktur realitasnya benar-benar kebanjiran peminat. Semisal, saham-saham kontraktor seperti PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), PT Acset Indonusa Tbk (ACST) pada pekan kemarin masih naik menjulang.

Walaupun terjadi koreksi pembeli saham tersebut masih membludak. Selain itu, dia menilai, saham perusahaan bahan bangunan seperti PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) dan PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) moncer.

John mengatakan, harga saham-saham semen anjlok setelah harga jual semen diturunkan pemerintah. Namun, diprediksi saham-saham itu akan rebound. ''Menurut saya kalau program pemerintah seperti pembangunan jalan, pelabuhan, dan lain-lain bisa jalan pasti bahan dasar untuk pembangunan seperti semen dibutuhkan,'' kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement