REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ada enam faktor pemicu deflasi 0,24 persen pada Januari 2015. Pemicu utamanya adalah penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi dua kali pada Januari.
"Penyebab utama deflasi yang pertama adalah harga bensin yang turn dua kali. Andilnya minus 0,71 persen," kata Suryamin dalam paparannya di kantor BPS, Senin (2/2)
Harga BBM, kata Suryamin, secara rata-rata turun 15,33 persen jika dibandingkan Desember 2014. Kemudian, turunnya harga BBM diikuti oleh turunnya tarif angkutan kota dengan perubahan harga 2,2 persen. Namun dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), hanya 22 kota yang terjadi penurunan tarif angkot.
"Kalau semua kota tarif angkotnya turun, deflasi pasti bisa lebih besar. Tarif angkot ini andilnya 0,07 persen," tambah Suryamin.
Selain harga BBM dan tarif angkot, deflasi terjadi berkat penurunan harga cabai merah yang pasokannya mulai meningkat lantaran sudah memasuki musim panen. Penurunan harga cabai merah mencapai 24,73 persen.
Sementara faktor lainnya adalah tarif angkutan udara yang menyumbang andil 0,07 persen dengan penurunan harga 10,84 persen, cabai rawit turun 15,7 persen dengan andil deflasi 0,06 persen, dan komoditas solar yang turun 8,08 persen dengan andil 0,02 persen.