Senin 26 Jan 2015 02:01 WIB

Freeport akan Fokus pada Penambangan Bawah Tanah

Rep: C85/ Red: Indira Rezkisari
Sebuah truk pengangkut biji tambang beraktivitas di areal pertambangan Grasberg PT Freeport, Mimika, Papua.
Foto: Antara/Wahyu Putro
Sebuah truk pengangkut biji tambang beraktivitas di areal pertambangan Grasberg PT Freeport, Mimika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ke depan, PT Freeport Indonesia akan fokus pada penambangan bawah tanah. Hal ini setelah potensi bijih tembaga di penambangan terbuka (open pit) Grasberg sudah mulai menipis.

Direktur Jenderal Kementerian ESDM R Sukhyar mengungkapkan, investasi yang akan digelontorkan oleh Freeport untuk proyek underground mining ini sebesar 15 miliar dolar AS.

"Apabila segalanya lancar. Maka investasi senilai 2,3 miliar dolar AS (untuk smelter baru) dan 15 miliar dolar AS untuk undergrournd mining, dampaknya luar biasa. Sekarang yang digarap open pit. Dan memang akan disiapkan," jelas Sukhyar, Ahad (25/1).

Nantinya, lanjut Sukhyar, penambangan bawah tanah akan dilakukan secara otomatis dengan mesin. Teknologi yang digunakan adalah teknologi maju yang dimiliki Freeport. Hal ini menegaskan lagi bahwa proses penambangan di Grasberg oleh Freeport akan masih dan akan terus berlanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement