Rabu 31 Dec 2014 17:32 WIB

Lima Isu Tantangan Ekonomi Dunia 2015 (4)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Regulasi finansial yang baru diharapkan akan menggairahkan kembali ekonomi AS.
Foto: ap photo/voa
Regulasi finansial yang baru diharapkan akan menggairahkan kembali ekonomi AS.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perekonomian dunia memasuki 2015 sudah di persimpangan jalan. Salah satu "lagu" yang terdengar adalah pemulihan ekonomi dunia sejak krisis keuangan meletus pada 2007. 

Harga minyak yang turun hingga ke level terendah mendorong belanja konsumen dan bisnis investasi. Seluruh dunia mulai melakukan revitalisasi. 

Berikut adalah lima isu yang bisa dinilai sebagai pendorong atau justru penghambat perkembangan ekonomi dunia tahun depan, dilansir dari the Guardian, Rabu (31/12).

4. Amerika Serikat

Tahun 2015 akan menjadi sangat signifikan bagi Janet Yellen dan rekan-rekannya di Federal Reserve, juga pasar global. 

Fokus bagi investor ditahun baru akan menjadi kenaikan pertama suku bunga. Levelnya sudah di kisaran rekor terendah, antara 0-0,25 persen sejak Desember 2008, namun ekonomi AS telah mendapatkan momentum dalam beberapa bulan terakhir. The Fed akan menyelesaikan program pembelian obligasinya sejak Oktober lalu.

Mengingat kita sedang berbicara tentang ekonomi terbesar dunia, spekulasi kenaikan suku bunga AS akan memiliki dampak ke seluruh dunia. Investor akan meneliti pernyataan the Ged yang siap melakukan perubahan jika ini terjadi.

Pada pertemuan Desember beberapa waktu lalu, the Fed meminta pasar bersabar menunggu perubahan kebijakan ini. Dalam beberapa menit saja setelah keluarnya pernyataan tersebut, indeks Dow Jones Industrial Average di New York langsung melonjak 1,5 persen karena investor menafsirkan the Fed tidak akan terburu-buru menaikkan sukubunga. 

Namun, jika data ekonomi AS yang akan keluar beberapa pekan mendatang terus mencerminkan penguatan, kesabaran the Fed akan semakin menipis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement