REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak melemah sebesar 13 poin menjadi Rp 12.454 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.441 per dolar AS.
"Indeks dolar AS kembali menunjukkan penguatannya masih didukung oleh outlook kenaikan suku bunga acuan AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra di Jakarta.
Di sisi lain, lanjut dia, outlook kebijakan moneter bank sentral negara maju seperti Eropa dan Jepang yang masih akan mengadopsi kebijakan suku bunga rendah menambah dukungan bagi dolar AS untuk berada di area positif pada pasar valas domestik.
Ia menambahkan bahwa penguatan dolar AS juga ditopang dari proyeksi investor terhadap rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal ke-3 Amerika Serikat yang masih memiliki prospek positif.
"Data PDB merupakan indikator ekonomi penting untuk mengetahui kesehatan ekonomi suatu negara secara keseluruhan. Hasil yang lebih positif dari proyeksi dapat membantu penguatan nilai tukar negara itu," katanya.
Data lainnya, lanjut dia, Amerika Serikat juga akan merilis data "Durable Goods Orders", hasil yang positif akan mengindikasikan aktivitas manufaktur yang meninggi. dan kondisi itu akan mendukung nilai tukar dollar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (23/12) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 12.456 dibandingkan hari sebelumnya, Senin (22/12) di posisi Rp 12.435 per dolar AS.