REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Meski pertumbuhan aset sempat turun dari rata-rata 80-100 persen menjadi 30 persen tahun ini, Bank Panin Syariah berhasil membukukan laba hingga Rp 61 miliar hingga kuartal ke tiga 2014.
Dalam ekspose publik yang pertama kali akhir pekan lalu, Direktur Utama Bank Panin Syariah, Denny Hendrawati menjabarkan kinerja Bank Panin Syariah sejak 2010. Aset tumbuh rata-rata 80-100 persen sejak 2009 hingga 2013.
Pada 2011 aset Rp 1,09 triliun, 2012 Rp 2,1 triliun dan meningkat 89 persen menjadi Rp 4 triliun di 2013. Di kuartal ketiga 2014 pertumbuhan aset 30 persen menjadi Rp 5,2 triliun.
Pembiayaan hingga kuartal ke tiga 2014 tumbuh 67 persen menjadi Rp 4,293 triliun. Pada 2013 pembiayaan mencapai Rp 2,582 triliun, 2012 Rp 1,2 triliun, 2011 Rp 421 miliar, dan 2010 Rp 223 miliar.
FDR sempat mencapai di atas 100 persen. Tapi pada November 2014, FDR 95 persen dengan dana pihak ke tiga (DP3) Rp 4,85 triliun hingga Rp 4,9 triliun.
DPK hingga kuartal ke tiga 2014 mencapai Rp 3,835 triliun. Pada 2013 Rp 2,8 triliun, 2012 Rp 1,2 triliun, 2011 Rp 421 miliar dan 2010 Rp 310 miliar.
Panin Bank Syariah membukukan laba Rp 61 miliar pada kuartal ke tiga 2014. Laba ini sempat turun pada 2013 Rp 29 miliar dari laba pada 2012 yang mencapai Rp 50 miliar. Sempat minus Rp 10 miliar pada 2010, Panin Syariah mulai meraih untung Rp 15 miliar pada 2011.
Kinerja year on year rata-rata tumbuh lebih dari 60 persen. Aset tumbuh 64 persen dari Rp 3,2 triliun di kuartal ketiga 2013 menjadi Rp 5,2 triliun untuk periode yang sama pada 2014.
Pembiayaan tumbuh 68 persen dari kuartal tiga 2013 menjadi Rp 4,292 pada kuartal ke tiga 2014. DPK meningkat 67 persen dari Rp 2,297 pada kuartal ke tiga 2013 menjadi Rp 3,835 triliun pada periode yang sama di 2014.
Ekuitas juga naik dari Rp 562 miliar menjadi Rp 1,039 triliun sehingga Panin Bank Syariah juga naik dari bank buku I menjadi bank buku II.