REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (Jumat pagi WIB, 12/12), karena data ekonomi dari negara itu secara keseluruhan positif.
Perkiraan awal penjualan ritel dan jasa makanan AS untuk November naik 0,7 persen menjadi 449,3 miliar dolar AS disesuaikan secara musiman, terutama didukung oleh penjualan kendaraan bermotor dan belanja online (daring), kata Departemen Perdagangan AS pada Kamis.
Perkiraan terbaru berada di atas ekspektasi pasar karena harga minyak yang rendah mendorong belanja konsumen pada musim liburan.
Dalam laporan terpisah, Departemen Perdagangan mengatakan bahwa persediaan bisnis pada Oktober mencapai 1.760,4 miliar dolar AS, naik 0,2 persen dari September.
Selain itu, dalam pekan yang berakhir 6 Desember, angka pendahuluan untuk warga Amerika yang mengajukan klaim awal tunjangan pengangguran mencapai 294.000, turun 3.000 dari tingkat yang direvisi pekan sebelumnya sebesar 297.000, bertahan di bawah tingkat 300.000 untuk minggu ke-13 berturut-turut, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis.
Secara terpisah, departemen mengatakan harga impor AS turun 1,5 persen pada November, sementara harga ekspor turun 1,0 persen, didorong oleh penurunan harga minyak.
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,49 persen menjadi 88,705 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,2383 dolar dari 1,2444 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5703 dolar dari 1,5708 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,8256 dolar dari 0,8301 dolar.
Dolar AS dibeli 119,09 yen Jepang, lebih tinggi dari 118,08 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9699 franc Swiss dari 0,9670 franc Swiss, dan bergerak naik ke 1,1541 dolar Kanada dari 1,1488 dolar Kanada.