REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) pada November merosot drastis. Berdasarkan perhitungan Formula ICP pada bulan November 2014, mencapai 75,39 dolar AS per barel atau turun 8,33 dolar AS per barel dari 83,72 dolar AS per barel pada bulan sebelumnya.
Sedangkan harga Minas/SLC mencapai 76,33 dolar AS per barel, turun sebesar 8,13 dolar AS per barel dari bulan sebelumnya yang mencapai 76,33 dolar AS per barel. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengatakan, penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut, sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang diakibatkan oleh beberapa faktor.
''Pertama, negara-negara OPEC sepakat untuk tidak memotong produksi dan mempertahankan kuota produksi sebesar 30 juta barel per hari,'' kata dia, seperti dilansir Kementerian ESDM, Selasa (2/12).
Kedua, lanjut Naryanto, pertemuan antara Arab Saudi, Venezuela, meksiko, dan Rusia sebelum pertemuan OPEC juga gagal menghasilkan kesepakatan untuk melakukan pemotongan produksi.
Ketiga, sambung dia, berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) pada November 2014, pasokan minyak mentah negara-negara Non OPEC di bulan Oktober meningkat sebesar 165 ribu barel per hari yang disebabkan oleh peningkatan pasokan dari AS, Kanada dan UK.
Keempat, berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA)-USA, tingkat stok mingguan minyak mentah komersial Amerika Serikat dan gasoline selama bulan November 2014 mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan Oktober 2014. Stok minyak mentah AS pada November 2014 naik 2,8 juta barel dibandingkan dengan stok Oktober 2014. Lalu, stok gasoline pada November 2014 naik 4,6 juta barel dibandingkan dengan stok bulan pada 2014.
Kelima, nilai tukar dolar AS masih menguat dibandingkan mata uang dunia lainnya. Keenam, Arab Saudi menurunkan harga jual (official selling price) minyak mentah tujuan AS.