REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Perdagangan, Rahmat Gobel mengklaim melonja nya harga kebutuhan pokok beberapa hari belakangan disebabkan oleh pasokan yang kurang akibat kemarau. Selain hal itu kenaikan juga disebabkan oleh biaya distribusi yang naik akibat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) apalagi jika jalan yang ditempuh macet dan mengalami kerusakan.
"Biaya (distribusi) sampai 17-20 persen, tergantung kemacetan atau jembatan rusak sehingga menambah biaya distribusi, "katanya kepada wartawan seusai sidak ke pasar Jatinegara SS (21/11) Jakarta Timur.
Selain hal tersebut, Gobel mengaku bahwa harga kenaikan juga dipicu oleh keterbatasan pasokan sehingga para tengkulak menjual kepada pedagang secara lelang, harga siapa yang lebih tinggi bisa mendapatkan bahan pokok tersebut.
"Ini kan karena suplai kurang, pembeli atau pedagang itu semua berebutan, jadi akhirnya si penjual, siapa yang lebih tinggi dia jual, " ucapnya.
Gobel mengatakan akan mengantisipasi hal tersebut dengan mempelajari jalur logistik dari pertanian nya hingga ke pasar. Lalu dengan memotong jalur distribusi sehingga dapat mengurangi biaya.
Untuk mengantisipasi biaya distribusi yang besar Gobel mengaku akan berkoordinasi dengan Kementrian Perhubungan untuk mengutamakan distribusi bahan pokok untuk cepat masuk ke pasar dan juga memanfaatkan jalur kereta api agar cepat dan bisa menekan biaya distribusi.
Tak hanya itu, untuk mencegah permainan mafia perdagangan ia akan membangun sistem yang baik. Karena jika sistem sudah baik dapat mengurangi mafia perdagangan dipasar.
Menurutnya harga bahan pokok yang paling tinggi adalah cabe mencapai 30 persen, tapi tidak sedikit harga yang mengalami penurunan seperti telur dan ayam. Ia pun menjanjikan bahwa harga akan stabil jika sudah masuk musim panen sekitar awal Februari.