Selasa 11 Nov 2014 21:55 WIB

Survei: Kenaikan BBM Kekhawatiran Utama Masyarakat Indonesia

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berunjuk rasa menolak rencana kenaikan BBM di halaman gedung DPRD Sumut, Medan, Rabu (5/11). (Antara/Irsan Mulyadi)
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berunjuk rasa menolak rencana kenaikan BBM di halaman gedung DPRD Sumut, Medan, Rabu (5/11). (Antara/Irsan Mulyadi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi kekhawatiran utama masyarakat Indonesia yang terpotret dalam riset terkini perusahaan riset dan penyedia informasi mengenai konsumen, Nielsen.

"Pada kuartal ketiga 2014 ini, perhatian masyarakat yang pertama itu soal kenaikan harga BBM, baru kemudian ekonomi dan politik. Tapi fokus utama konsumen yaitu harga BBM," kata Managing Director The Nielsen Company (Indonesia) Agus Nurudin dalam paparan di Jakarta, Selasa.

Berdasarkan hasil survei, pada kuartal kedua 2014, sekitar 34 persen masyarakat menyatakan kekhawatiran utama mereka adalah keadaan ekonomi. Namun, pada kuartal selanjutnya, sebanyak 28 persen masyarakat mengaku kenaikan harga BBM adalah kekhawatiran terbesar mereka.

Agus menuturkan, kenaikan harga BBM begitu berdampak signifikan terhadap daya beli konsumen. Pasalnya, harga bahan bakar minyak memengaruhi banyak pos pengeluaran lainnya. "Keputusan pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM berpotensi menurunkan tingkat konsumsi dan kepercayaan diri masyarakat untuk sesaat dan kemudian bisa pulih kembali," ujarnya.

Pada kenaikan harga BBM Juni 2013, indeks kepercayaan diri konsumen Indonesia sempat turun hingga hingga empat poin. Kala itu, butuh waktu sekitar lima hingga enam bulan untuk bisa pulih kembali ke titik seperti sebelumnya yaitu 124.

"Kalau sekarang naik (harga BBM)-nya pasti beda. Pemerintahnya beda, DPR-nya beda, rakyat juga menilainya pasti berbeda. Apalagi kenaikan ini sudah diketahui rakyat sejak awal. Juga tergantung seberapa besar kenaikannya, semakin besar maka dampaknya juga besar," katanya.

Menurut Agus, bila kenaikan harga BBM benar terjadi, maka pemerintah harus bergerak cepat untuk memberikan pelayanan kepada rakyat agar roda perekonomian bisa terus berputar. "Kalau harga BBM naik, sektor yang seperti infrastruktur juga harus jalan. Kalau begitu, meski BBM naik tapi rakyat bisa tetap hidup," katanya.

The Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions mensurvei kepercayaan diri, kekhawatiran utama dan keinginan berbelanja konsumen dengan akses internet di 60 negara yang mencakup hampir seluruh benua.

Khusus di Indonesia, Nielsen mensurvei 502 responden dengan akses internet yang terdiri atas 63 persen laki-laki dan 37 persen perempuan berusia di atas 15 tahun. Survei digelar pada 13 Agustus - 5 September 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement