REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel tahap pertama di Morowali, Sulawesi Tengah, mencapai 85 persen. Operasional pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) tersebut ditargetkan pada April 2015.
Total lahan untuk pembangunan proyek mencapai 1.200 hektare dan bakal membebaskan tanah lagi sekitar 800 hektare. CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park, Alexander Barus, mengatakan smelter tersebut berkapasitas 300.000 wet metric tons (WMT) nikel pig iron per tahun dengan kandungan nikel 10 persen.
“(Operasional) April tahun depan. Proyek pertama ini membangun pembangkit listrik tenaga uap batu bara 2 x 65 mega watt,” kata Alex di gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta belum lama ini.
Pembangunan tahap pertama tersebut mengantongi investasi senilai 632 juta dollar AS. Sedangkan untuk PLTU diperkirakan menelan 1,5 juta dollar AS per mega watt.
Selanjutnya, pembangunan smelter akan dilanjutkan tahap kedua yang juga dilengkapi PLTU. Pembangunan tahap kedua berkapasitas 600.000 WMT nikel pig iron dengan kandungan nikel 10 persen. Dengan PLTU berkapasitas 2 x 150 mega watt. Proyek smelter tahap kedua menelan investasi senilai 1,1 miliar dollar AS.
“Diharapkan commissioning pada Desember 2015,” harap Alex.
Proyek smelter tersebut digarap PT Sulawesi Mining Investment (SMI), perusahaan patungan Bintangdelapan Group dan investor Cina, Tsingshan Group. Dalam proyek tersebut, Alexander juga menjabat sebagai wakil Presiden Direktur PT Bintangdelapan Mineral dan penasihat senior SMI.
Di samping itu, proyek tersebut juga akan membangun dua pabrik stainless steel yang dikerjakan PT Indonesia Tsingsgan Stainless Steel. Dua pabrik masing-masing berkapasitas 1 juta metric ton per tahun. Pembangunan pabrik pertama akan dimulai pertengahan 2015 dan ditargetkan beroperasi pada 2017. Sedangkan pabrik kedua bakal dibangun awal 2016. Keduanya menelan investasi masing-masing 150 juta dollar AS.
“Dari Zimbabwe kita akan bawa ferrochrome sebagai bahan campurannya,” imbuh Alex.
Selain itu, akan dibangun pelabuhan senilai 20 juta dollar AS dan bandara senilai 15 juta dollar AS. Alex memastikan terciptanya industri hilir di kawasan tersebut, seperti produsen alat rumah tangga, furniture, otomotif, dan konstruksi.
“Diperkirakan 20 ribu orang akan datang. Kita sediakan perumahan, rumah sakit, sekolah, dan lain-lain, ini kota baru,” ujarnya.