Rabu 05 Nov 2014 16:26 WIB

Ini Alasan Pemerintah Batalkan Pembangunan Jembatan Selat Sunda

Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan terpanjang dunia dengan panjang mencapai 29 kilometer.
Foto: thepresidentpost.com
Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan terpanjang dunia dengan panjang mencapai 29 kilometer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofjan Djalil mengungkapkan pemerintah lebih memilih membangun infrastruktur lain, seperti penambahan dermaga, dan peningkatan kualitas kapal, yang dapat memudahkan konektivitas dari Jawa ke Sumatera, dibandingkan membangun megaproyek Jembatan Selat Sunda.

"Dari awal (JSS) ini sudah kontroversial. Tanpa dukungan dari pemerintah itu proyek nggak akan mungkin jalan," ujar Sofyan setelah pembukaan Indonesia "Infasrtructure Week 2014" di Jakarta, Rabu.

Sofyan mengatakan pemerintah lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur sesuai konsep maritim Presiden Joko Widodo. Meskipun terdapat pihak swasta yang ingin berkomitmen untuk mendanai keseluruhan proyek JSS yang bernilai lebih dari Rp200 triliun itu, Sofyan mengatakan, pemerintah belum tentu akan menerimanya.

Untuk memperbaiki konektivitas dua pulau itu, kata Sofyan, pemerintah lebih memilih untuk menambah dermaga di dua Pelabuhan penghubung, yakni Merak (Banten), dan Bakaheuni (Lampung). Pemerintah juga menginginkan agar moda transportasi untuk penyeberangan seperti kapal cepat, direvitalisasi dan ditambah.

Selain itu, lanjut Sofyan, konsep tol laut Jokowi juga dapat diimplementasikan untuk pengembangan konektivitas Jawa dan Sumatera. Truk-truk pengangkut barang-barang kebutuhan masyarakat, dari berbagai kota di Jawa dan Sumatera, dapat diangkut dengan kapal dari kota di mana produksi dilakukan, menuju kota tujuan distribusi.

Dengan begitu, truk-truk tersebut tidak harus melalui jalan darat terlebih dahulu untuk menyeberang menggunakan kapal di Selat Sunda. "Sehingga nanti pengembangan di Lampung, Bengkulu, di Jambi dapat diperluas. Dengan demikian sebagian besar transportasi barang barang yang tadinya lewat darat kita alihkan lewat laut. Itu lebih murah (dibanding JSS)," papar dia.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago sebelumnya menjelaskan terdapat tiga pertimbangan, pemerintahan Jokowi tidak akan memprioritaskan pembangunan JSS. Studi kelayakan proyek JSS sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu, dengan melibatkan juga pihak swasta.

Dalam paparan sebelumnya, pembangunan Jembatan Selat Sunda diproyeksikan menghabiskan biaya sekitar Rp225 triliun. Jembatan itu rencananya akan dibuat sepanjang 29 kilometer yang terdiri atas jalan tol, rel kereta api, serta jalur pipa gas dan jalur fiberoptik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement