Senin 27 Oct 2014 13:58 WIB

Penyederhanaan Uang Rupiah tak Perlu Jadi Prioritas Jokowi

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Joko Sadewo
Redenominasi
Foto: bank indonesia
Redenominasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Umar Juoro menilai redenominasi atau penyederhanaan mata uang rupiah tidak harus menjadi prioritas pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla. Pemerintah, kata dia, sebaiknya fokus terlebih dahulu  merealisasikan pengalihan subsidi  BBM.

"Redenominasi tidak mendesak. Yang harus jadi prioritas adalah BBM karena subdisinya terlalu besar sehingga membuat membengkaknya defisit transaksi berjalan," kata Umar ketika dihubungi Republika Online (ROL).

Umar menambahkan, selain belum stabilnya kondisi ekonomi Indonesia, redenominasi bakal menjadi pembahasan  alot  karena masih ada perbedaan persepsi di kalangan DPR dan pemerintah. Di kalangan politisi, masih ada kekhawatiran bahwa redenominasi sama halnya dengan sanering (pemotongan nilai tukar uang) dan bakal menyebabkan inflasi.

"Kalau secara kebutuhan praktis, kita butuh redenominasi. Angka nol di mata uang kita banyak sekali. Tapi ini bisa ditunda hingga tahun depan," tambahnya.

Terkait dengan rencana kenaikan harga BBM, Umar menilai pemerintah memang tidak punya pilihan lain. Pengalihan subsidi BBM adalah pilihan paling signifikan untuk menekan defisit transaksi berjalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement