Rabu 08 Oct 2014 23:59 WIB

Lebih Aman, Penyaluran Bansos Pakai Uang Elektronik

Rep: Satya Festiani/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
 Seorang penerima bantuan sosial melakukan penarikan uang melalui agen Layanan Keuangan Digital (LKD) saat uji coba penyaluran dana bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) melalui uang elektronik di Jakarta, Rabu (8/10).   (Republika/Prayogi)
Seorang penerima bantuan sosial melakukan penarikan uang melalui agen Layanan Keuangan Digital (LKD) saat uji coba penyaluran dana bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) melalui uang elektronik di Jakarta, Rabu (8/10). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) diujicobakan melalui uang elektronik. Metode tersebut dipercaya dapat membuat penyaluran bantuan menjadi lebih aman, efisien, serta mendukung gerakan Less Cash Society dan meningkatkan inklusi keuangan. 

Sebagai uji coba, program Bansos yang akan disalurkan melalui uang elektronik adalah Program Keluarga Harapan (PKH). Penyaluran dilakukan di empat provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 8 Oktober hingga 30 Oktober.

Penyaluran Bansos melalui PKH dilakukan atas kerja sama BI dengan Bappenas, Kementerian Sosial, Kementerian Keuangan, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Penyalurannya dilakukan oleh PT Bank Mandiri, Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI).

Penyaluran Bansos diberikan pada 1.860 Keluarga Sangat Miskin (KSM). Bank Mandiri melayani 1.343 KSM yang terdiri dari 82 KSM di Koja, Jakarta Utara, 89 KSM di Alak, Kupang, dan 1.172 KSM di Dukupuntang dan Astanajapura, Cirebon. BRI melayani 517 KSM yang terdiri dari 100 KSM di Cilincing, Jakarta Utara dan 417 KSM di Beji, Pasuruan.

Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengatakan, Pemerintah menyalurkan dana kepada bank. Lalu, bank memberikan pada KSM yang telah dipilih oleh TNP2K. Uang elektronik yang diterima KSM dapat ditarik di agen-agen Layanan Keuangan Digital (LKD) BRI dan Bank Mandiri. "BI memfasilitasi kegiatan penyaluran pemerintah (G2P) agar tujuan pemberian tepat sasaran, aman, lancar, dan efisien," ujar Ronald dalam peluncuran uji coba penyaluran Bansos PKH melalui uang elektronik, Rabu (8/10).

Ia menjelaskan bahwa dalam setahun terakhir, BI mencanangkan beberapa Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) untuk mendorong masyarakat lebih banyak menggunakan alat pembayaran nontunai. Penyaluran bantuan melalui uang elektronik juga diharapkan menjadi pintu masuk bagi KSM kepada akses keuangan.

Hasil survei Neraca Rumah Tangga yang dilakukan BI pada 2012 menunjukan hanya 48 persen dari total rumah tangga di Indonesia yang memiliki tabungan di bank, lembaga keuangan nonbank dan nonlembaga keuangan. Di sisi lain, jumlah pengguna telepon genggam melebihi jumlah penduduk di Indonesia. Oleh karena itu, penyaluran Bansos melalui uang elektronik dianggap tepat untuk meningkatkan inklusi keuangan.

Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kemensos Emmy Widayanti mengatakan, pihaknya menargetkan sebanyak 3 juta KSM dapat menerima bantuan PKH. "Dengan adanya penyaluran lewat uang elektronik, akses keuangan dipermudah," ujarnya. Ia mengaku bahwa Pemerintah baru juga merespons program tersebut sehingga target penerima pada tahun depan ditingkatkan menjadi 7,5 juta.

Sementara itu, metode penyaluran yang dilakukan BRI memanfaatkan produk T-Bank BRI, yaitu produk uang elektronik yang dikemas dalam bentuk rekening nomor handphone serta disalurkan melalui agen-agen BRI yang bertindak sebagai Layanan Keuangan BRI. Penyaluran dilakukan mulai tanggal 8 Oktober 2014 di 1 agen BRI di wilayah Cilincing dan 9 agen di wilayah Pasuruan.

General Manager Electronic Banking BRI Imam Subowo Mengatakan, penerima KSM tak hanya dapat mencairkan uang elektronik di agen LKD BRI atau Agen BRIlink, tetapi juga dapat melakukan pembayaran listrik dan membeli pulsa. "Kita pakai mini ATM. Seluruh fitur yang ada di ATM disuntikan kesini. Bedanya di ATM ambil tunai, kalau ke agen bisa ambil tunai dan bisa bayar macam-macam," ujar Imam.

BRI saat ini telah memiliki 11 ribu agen BRIlinks. Imam mengatakan, pihaknya menargetkan untuk memiliki agen hingga 25 ribu pada akhir tahun. BRI juga menargetkan perolehan nasabah sebanyak 1-2 juta nasabah melalui agen tersebut. Namun hingga kini bank masih menunggu ketentuan dari OJK yang memperbolehkan agen untuk melayani tabungan nasabah.

Sementara itu, Bank Mandiri menyalurkan bantuan melalui produknya yang bernama e-cash. Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, penerima akan langsung mendapatkan dana bantuan yang ditransfer oleh bank ke masing-masing nomor handphone penerima.

"Penerima dana bantuan akan mendapat informasi melalui SMS jika bantuan sudah ditransfer. Atau mereka dapat mengecek langsung melalui menu mandiri e-cash di handphone. Setelah itu, penerima dapat melakukan transaksi penarikan tunai di Agen LKD Bank Mandiri,” ujar Hery.

Saat ini, Bank Mandiri telah bekerjasama dengan 10 agen dan diharapkan dapat meningkat menjadi 9.000 agen pada akhir 2015. Bank Mandiri menargetkan lebih dari 500.000 nasabah akan menggunakan layanan keuangan digital.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement