REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Federal Reserve diproyeksikan akan menaikan suku bunga atau Fed Fund Rate pada tahun depan. Untuk mengantisipasi adanya capital outflow, akankah Bank Indonesia (BI) menaikan BI rate?
BI rate ditentukan oleh tren suku bunga global dan inflasi. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, kenaikan suku bunga AS kemungkinan akan lebih cepat. The Fed pun telah memproyeksikan bahwa Fed Fund Rate akan mencapai 1,125 persen pada Juni dan 1,375 persen pada akhir tahun depan.
Sedangkan pada akhir 2017, suku bunga AS akan berada pada 3,75 persen. "Kita tidak bisa pakai ilmu matematik pasti naik atau tidak, tapi yang pasti sih gak turun," ujar Mirza di DPR, Senin (22/9) petang.
Sementara itu, inflasi saat ini masih berada dalam kisaran target BI sebesar 3,5-5,5 persen.
Mirza mengatakan, bila inflasi masuk dalam kisaran target, angka BI rate saat ini sebesar 7,5 persen. Namun, jika harga bahan bakar minyak (BBM) naik, inflasi akan terpengaruh. Setiap harga BBM naik Rp 1.000, inflasi meningkat 1,1-1,2 persen.
"Jika BBM naik Rp 2.000, inflasinya 2,2-2,3 persen dari perkiraan inflasi tahun depan. Itu kan sebenarnya BI rate 7,5 persen masih memadai. Tapi kan saya bilang suku bunga di Amerika itu kemungkinan kenaikannya cepat," ujarnya.