Selasa 26 Aug 2014 23:36 WIB

Ini Cara Burger King Hindari Pajak Tinggi

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Mansyur Faqih
Burger King
Foto: *
Burger King

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan makanan cepat saji terbesar ketiga di dunia, Burger King akan memindahkan kantor pusatnya dari Amerika Serikat (AS) ke Kanada. Pemindahan dilakukan melalui akuisisi perusahaan donat dan kopi lokal, Tim Hortons. 

Ini menjadi sebuah langkah kontroversial yang membantu Burger King mengurangi kewajiban pajaknya yang sangat tinggi di negeri Paman Sam.

Burger King berencana mengakuisisi Tim Hortons dengan harga pembelian hingga 11 miliar dolar AS. Sejak pengumuman ini, saham Tim Hortons melonjak hingga 10 persen pada perdagangan Selasa (26/8).

Tindakan inversi pajak oleh perusahaan menuai kritik Gedung Putih dan anggota parlemen di Capitol Hill. Karena Burger King mengoperasikan 14 ribu restoran di 98 negara dengan sistem waralaba (franchise). 

Karenanya, sangat mendukung perekonomian domestik. Kantor pusat operasional Burger King saat ini berbasis di Miami, Florida.

"Kami sangat antusias mendukung rencana ini. Kami terus memperluas jangkauan Burger King ke seluruh dunia dan bekerja serta belajar bersama Tim Hortons. Kami akan menciptakan bisnis restoran global terkemuka di dunia," ujar CEO Burger King, Daniel Schwartz, dilansir dari the Guardian, Selasa.

Gedung Putih berharap rencana tersebut tidak terealisasi. Sama halnya dengan rencana toko obat Walgreens yang tidak jadi memindahkan kantor pusatnya dari AS ke Eropa melalui akuisisi Alliance Boots beberapa waktu lalu. 

Namun, manajemen Burger King tampaknya tak gentar dengan gertakan politik AS. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement