REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan meyakini peran dan kontribusi perusahaan milik negara terhadap pembangunan akan terus meningkat sejalan dengan pengelolaan yang lebih baik.
"Di tengah keterbatasan APBN, BUMN akan menjadi andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," kata Dahlan Iskan usai mengikuti acara Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-69 Proklamasi Kemerdekaan RI, di depan Sidang Bersama DPR dan DPD RI, Jakarta, Jumat.
Menurut Dahlan, pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan.
Selanjutnya, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri, dan perdagangan serta konstruksi.
"Meski belum semua sektor berhasil dengan baik karena ada berbagai hambatan di dalamnya, namun BUMN sudah menunjukkan peran yang lebih bagus dari waktu ke waktu," ujarnya.
Menurut catatan, total aset 141 BUMN pada 2013 mencapai sekitar Rp3.500 triliun, dengan pendapatan berkisar Rp200 triliun, dan laba sekitar Rp150,7 triliun, sedangkan setoran dalam bentuk dividen ditargetkan berkisar Rp40 triliun.
Sesuai 'roadmap' pembenahan BUMN, dengan cara "right sizing" (pengurangan jumlah) yaitu pada 2015 ditargetkan jumlah BUMN hanya tinggal 87 perusahaan, dan menjadi 25 BUMN pada 2025.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-69 Proklamasi Kemerdekaan RI menyebutkan, Indonesia juga terus mencetak pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
Pada periode tahun 2009-2013, secara rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,9 persen.
"Ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, Eropa dan Jepang pada kurun waktu yang sama," kata Yudhohono.