Kamis 31 Jul 2014 12:26 WIB

Inflasi Rendah, Pemerintah Dinilai Berhasil Awasi Harga Saat Lebaran

Rep: Friska Yolandha/ Red: Esthi Maharani
Inflasi
Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom menilai, inflasi Juli tahun ini diperkirakan rendah. Hal ini disebabkan langkah pemerintah yang dinilai cukup baik dalam mengawasi harga membuat lebaran tidak mengerek tingkat inflasi.

Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN) Aviliani mengatakan, inflasi Juli diperkirakan hanya 0,3 persen. "Inflasi Januari sampai Juli tidak sampai tiga persen," kata Aviliani, belum lama ini.

Pemerintah, dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) berhasil menjaga stok di pasar sehingga tidak terjadi kenaikan harga yang signifikan selama Ramadhan.

Dapat dikatakan, inflasi Juli merupakan yang terendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Juli tahun-tahun sebelumnya selalu di atas 0,5 persen. Inflasi Juli 2013 tercatat sebesar 3,29 persen sebagai dampak kenaikan harga BBM. Pada 2012, inflasi tercatat sebesar 0,7 persen. Pada 2011 terjadi inflasi sebesar 0,67 persen dan 1,57 persen pada 2010.

Pengawasan pemerintah yang lebih baik membuat harga jelang lebaran tidak melonjak seperti tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah dari pekan ke pekan selalu mengumumkan harga. Pasar pun tidak berani menyimpan barang.

"Ini pintarnya Menko dalam bluff pasar sehingga tidak terjadi kenaikan," kata Aviliani.

Namun, redaman yang dilakukan pemerintah ini sifatnya sementara. Pelaku pasar yang nakal akan beraksi kembali jika pemerintah tidak secara berkala melakukan pengawasan. Untuk menghindari hal ini, pemerintah harus membuat instrumen yang jelas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement