REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan menghemat volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebanyak dua juta kiloliter (kl) pada tahun ini, sebagaimana yang telah diputuskan dalam RAPBN-P 2014. Untuk pengurangan nozzle di SPBU-SPBU, rencananya akan dilaksanakan sesudah Idul Fitri 2014.
''Pengurangan dua juta KL pasti dijalankan. Kalau tidak dijalankan dan volumenya besar, kalau ada apa-apa, siapa yang tanggung jawab?,” kata Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro usai Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, kemarin. Sebelumnya, kuota volume BBM bersubsidi dipangkas dari 48 juta kl menjadi 46 juta kl.
Edy melanjutkan, apabila volume BBM bersubsidi tahun 2014 melebihi kuota yang ditetapkan dan berdasarkan hasil audit pemeriksa keuangan diputuskan tidak membayar kelebihan volume tersebut, maka pada akhirnya negara pula yang akan mengalami kerugian.
Sementara itu mengenai penghematan dengan mengurangi nozzle BBM bersubsidi di SPBU-SPBU, papar Edy, baru akan dilaksanakan sesudah Idul Fitri atau sekitar bulan Agustus 2014. Saat ini tengah dilakukan pengecekan secara teknis oleh PT Pertamina dan Hiswana Migas yang membawahi SPBU-SPBU. “Kalau teknikalnya kan di dalam tangki di bawah tanah, harus dibersihkan segala macam. Dibicarakan juga dengan Hiswana Migas yang membawahi seluruh SPBU,” jelas dia.
Selain masalah teknis, hal yang perlu dibicarakan adalah omset dari SPBU. Pasalnya, masyarakat lebih memilih menggunakan BBM bersubsidi ketimbang non subsidi.