Kamis 03 Jul 2014 10:16 WIB

Fed: Tidak Perlu Ubah Kebijakan untuk Atasi Stabilitas Keuangan

The Fed/Ilustrasi
Foto: ABC News
The Fed/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen, Rabu, mengatakan dia tidak melihat perlunya bank sentral mengubah kebijakan moneter saat ini untuk mengatasi masalah stabilitas keuangan, meskipun dia mengakui "kantong-kantong peningkatan pengambilan risiko" dalam sistem keuangan.

"Saya saat ini tidak melihat kebutuhan untuk kebijakan moneter menyimpang dari fokus utama pada pencapaian stabilitas harga dan pekerjaan yang maksimal, dalam rangka mengatasi kekhawatiran stabilitas keuangan," kata Yellen dalam sebuah pidato di Dana Moneter Internasional (IMF).

"Potensi biaya, dalam hal kinerja makroekonomi berkurang, mungkin akan terlalu besar untuk memberikan risiko-risiko stabilitas keuangan sebuah peran sentral dalam keputusan kebijakan moneter, setidaknya untuk sebagian besar waktu."

Yellen menegaskan pandangannya bahwa kebijakan makroprudensial, seperti standar modal perbankan, harus menjadi "jalur utama pertahanan" terhadap kekhawatiran stabilitas keuangan.

"Saya melihat kantong-kantong peningkatan pengambilan risiko dalam sistem keuangan, dan percepatan atau perluasan kekhawatiran-kekhawatiran ini bisa memerlukan pendekatan makroprudensial yang lebih kuat," katanya.

Pernyataan Yellen menunjukkan bahwa bank sentral akan mencoba untuk membangun sebuah sistem keuangan yang lebih tahan terhadap "perkembangan buruk yang tak terduga" daripada pergeseran kebijakan moneter untuk menaikkan suku bunga karena kekhawatiran stabilitas keuangan.

Sebagian besar ekonom memperkirakan bahwa Fed tidak akan mulai menaikkan suku bunga acuan jangka pendek sampai pertengahan 2015, jika ekonomi AS berkembang sesuai harapan bank sentral. Tetapi Yellen juga mencatat bahwa dia tidak "mengambil kebijakan moneter sepenuhnya dari meja" sebagai langkah untuk mengatasi risiko yang signifikan.

Dalam menjawab pertanyaan dari Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, Yellen mengatakan ia mengakui efek "spillover" dari kebijakan moneter bank sentral AS ketika The Fed berencana untuk mengurangi program stimulus moneter besar-besarannya.

"Kami tentu berusaha untuk menghindari bahaya dalam menghasilkan spillovers ketika kami menggunakan kebijakan moneter," katanya, berjanji untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik mengkomunikasikan niat kebijakan bank sentral.

"Kami akan mencoba untuk melakukan kebijakan moneter kami, untuk berkomunikasi tentang hal itu dan melakukan itu dengan cara yang dapat dimengerti pasar keuangan untuk menghindari jenis kejutan yang bisa menimbulkan lompatan suku bunga yang menyebabkan arus modal," katanya, mengacu pada turbulensi di pasar negara berkembang musim panas lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement