REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai ekonomi domestik yang belum stabil masih menjadi tantangan kinerja industri pasar modal domestik sepanjang 2014. "Pengetatan likuiditas keuangan di Indonesia seiring dengan melambatnya ekonomi cukup berpengaruh ke pasar saham, nilai rata-rata transaksi saham mengalami penurunan sepanjang 2014 dibandingkan 2013," kata Direktur Utama BEI Ito Warsito di Jakarta, Rabu (25/6).
Ia mengemukakan bahwa sejak awal tahun hingga Juni 2014 tercatat rata-rata nilai transaksi saham sekitar Rp 6 triliun, sementara pada 2013 sebesar Rp 6,2 triliun. Kendati demikian, Ito Warsito menilai bahwa penurunan transaksi itu masih dinilai wajar dikarenakan perekonomian pada semester I 2013 cukup baik dibandingkan kondisi tahun ini.
"Penurunan nilai transaksi tahun ini masih wajar karena keadaan ekonomi semester I 2013 cukup baik, namun yang menarik adalah investor asing tetap membukukan beli bersih (net buy) dipasar saham domestik sebesar Rp 44,14 triliun per 24 Juni 2014," ujarnya.
Artinya, menurut dia, investor asing masih memiliki ekspektasi positif terhadap pasar saham Indonesia dan kinerja perusahaan-perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia. "Adanya ekspektasi itu membuat minat investor asing terhadap saham-saham domestik masih tinggi meski dibayangi melambatnya ekonomi nasional dan ketidakpastian sentimen," ucapnya.
Ito Warsito menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan tercatat di BEI terlihat terus melakukan ekspansi menyusul beberapa aksi korporasi dalam meraih pendanaan dari pasar modal. "Hal itu dapat terlihat dari aktifnya emiten melakukan pengumpulan dana seperti melakukan penerbitan saham baru (right issue), surat utang atau obligasi, serta Efek Beragun Aset (EBA)," katanya.